Pelangi Ajak Pelayang Indonesia Ramai Ultah ke-28 Juga Lewat Medsos

DL|Bandarlampung|Sport|10102024

---- (Perkumpulan Pelayang Seluruh Indonesia) Pelangi, tepat hari Jumat tanggal 11 Oktober 2024, genap berusia 28 tahun. Perjalanan panjang bagi organisasi ini dengan segala dinamikanya melestarikan layang-layang Indonesia sudah mewarnai sedemikian rupa hingga pada kondisi yang sekarang ini.

Anshori Djausal ketua Pelangi Pusat, mengatakan hal ini menjelang peringatan hari jadi Pelangi tersebut, dan mengeluarkan maklumat kepada masyarakat pelayang Indonesia, khususnya di Lampung untuk bersama-sama memperingatinya melalui berbagai cara, termasuk salahsatunya di media sosialnya.

“Kami mengajak semua pelayang untuk memperingati hari jadi Pelangi dengan kegiatan berlayang atau bertegur sapa saling menyemangati untuk bersama mengharumkan nama Pelangi dan doa kesuksesan bagi Pelangi ke depannya.” Kata Anshori, Kamis 10 Oktober 2024.

Dia mengajak para koleganya masyarakat pelayang untuk mengunggah foto, video berlayang atau bahkan ucapan selamat HUT Pelangi dengan menautkan facebook Pelangi. “Berikan tanda pagar #HUTPELANGI28tahun, #PELAYANGIndonesia,” sambung Anshori.

Khasanah Kebudayaan Bangsa

Senada dengan itu, Ketua Pelangi provinsi Lampung, Gino Vanoli mengatakan bahwa memasuki usia yang ke 28, sebagai induk organisasi olahraga masyarakat Pelangi, tentu telah melewati berbagai tantangan, rintangan, juga kebahagiaan dalam kehidupan berorganisasi.

“Layang-layang sebagai bagian dari khasanah kebudayaan Indonesia, yang hidup di seluruh pelosok tanah air, mengalami pasang surut dalam perkembangannya, mengahadapi tantangan yang berat dari banyak jenis permainan yang datang dari negara luar, yang bisa jadi tidak sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.” Katanya.

Sebagaimana layang-layang di banyak negara di dunia, lanjut Gino, layang-layang di Indonesia terus mengalami perkembangan dan kemajuan baik dari sisi bahan yang dipakai, desain, ide dan gagasannya. “Semua jenis layang-layang bisa ditemukan di Indonesia mulai dari yang tradisional, layangan aduan, layang dengan 2 tali, 4 tali (dikenal dengan sport kite). Baik yang menggunakan rangka maupun yang non rangka, dan baik yang tunggal maupun yang terangkai banyak (layangan train).” Tambahnya.

Sejak Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) ke-V di Samarinda, Kalimantan Timur, layang-layang telah resmi menjadi bagian dari kegiatan Fornas yang diselenggarakan oleh Komite Olah Raga Masyarakat Indonesia (KORMI) Nasional dan juga ikut dalam kegiatan TAFISA (festival internasional untuk olahraga masyarakat).

“Tentu ini perkembangan yang sangat menggembirakan bagi dunia layang-layang, karena akan  menggaransi layang-layang untuk tetap ada dan terus berkembang dimasa masa yang akan datang.” Ujar Gino.

Ditengah terpaan budaya asing yang makin membanjir, permainan layang-layang justru makin meriah dan meluas. Kalau dulu layang-layang hanya dimainkan setiap habis musim panen,  saat musim kemarau datang.

Namun kini, nyaris sepanjang tahun orang memainkan layang-layang, tidak saja siang hari tapi justru makin meriah dimainkan pada malam hari dengan lampu-lampu hias sebagai pelengkapnya, baik oleh generasi usia dini, kaum milenial, sampai generasi kolonial.

“Selamat hari jadi Pelangi ke-28, semoga layang-layang Indonesia makin membuat indah langit Indonesia.” Ucap Gino Vanoli yang juga wakil ketua umum KORMI Lampung itu. (don)